Budaya
dan Agama
Sebagai masyarakat berkultur
Jawa dan memeluk agama Islam, perilaku masyarakat Pringwulung masih
menjunjung tinggi budaya jawa dan ajaran agama. Hal ini terbukti
lewat tata bahasa dan pola tindak tanduk yang identik dengan budaya
jawa dan ajaran Islam. Seperti penggunaan kalender jawa dalam
menentukan waktu kegiatan dan hampir semua warga perempuan terlihat
menggunakan jilbab. Menurut informasi yang didapat dari salah seorang
perangkat desa, masyarakat Pringwulung adalah masyarakat yang
tergolong rajin menyelenggarakan kegiatan keagamaan. Selain itu
keramahan dan sikap menghormati pada tamu masih terasa kental dalam
masyarakat Pringwulung. Mereka juga nampak masih menjunjung tinggi
sikap sosial, gotong royong dan saling membantu serta musyawarah. Indikatornya
sederhana, hampir semua warga hafal dengan nama tetangga sepadukuhan
berikut letak rumahnya meski jarak diantara rumah mereka tak lagi
tergolong dekat.
Gotong Royong Warga Pedukuhan Pringwulung
Sumber : Dok. KKN 62 UAJY, 10 Januari 2013
Musyawarah Warga Pedukuhan Pringwulung
Sumber : Dok. KKN 62 UAJY, 10 Januari 2013
Keseharian
Oleh
karena sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani, maka
masyarakat Pringwulung sangat bergantung pada alam. Bahkan untuk
ketersediaan air untuk kebutuhan rumah tangga juga mengandalkan air
hujan. Meski sekarang sudah ada saluran PDAM yang masuk ke daerah
Pringwulung namun kapasitasnya terlampau kecil dan tidak dapat
diandalkan. Menurut pengakuan dari kepala dukuh Pringwulung,
masyarakatnya tergolong masyrakat yang nrimo.
Gambarannya, selama masih bisa mendapatkan uang dan dirasa cukup,
masyarakat jarang mau berniat untuk mengembangkan usahanya. Hal ini
tentu dirasa kurang baik untuk perkembangan masyarakat padukuhan
kedepannya. Pak dukuh menganalisis, kondisi seperti ini salah satunya
disebabkan oleh tingkat pendidikan yang tergolong masih rendah dan
niat untuk mau berkembang yang belum tersulutkan.
0 komentar:
Posting Komentar